Suara Shihan – Mid October 2022

Wajah perkaratean masa kini….
Semakin hari perguruan yang mengajarkan seni beladiri budo karate semakin berku- rang, sementara perkumpulan perkumpulan olah raga karate semakin banyak .
Yang pertama masih tetap meneruskan tradisi ajaran dari pendirinya , kedisiplinan ilmu karate masih tetap dipegang , sedangkan yang mulai menjamur hanya sekedar tertarik dengan latihan-latihan pertarungan dan tidak begitu peduli lain lainnya . Boleh dikatakan lebih menitik beratkan pada kesenangan, hiburan semata dan mengabaikan nilai nilai filosofi lainnya. Lebih mengedepankan luarnya sementara isinya diabaikan dan dianggap tidak ada . Apakah wajah demikian masih dapat disebut seni beladiri karate ? Tentunya tidak sama sekali .

Sosai Masutatsu Oyama, pendiri Kyokushin karate semasa hidupnya selalu menekankan, bahwa karate meliputi kihon-kata-kumite . Belajar hanya sepotong saja tidak dapat disebut itu Karate. Begitu juga diajarkan , bahwa Kyokushin karate adalah budo karate, kalau nilai budo dihilangkan, itu bukan Kyokushin.

Yang sudah pernah mendengar secara langsung ajaran ini tetap akan mempertahankannya dan tidak akan menghilangkan tata krama dari nilai nilai tradisi karate khususnya Kyokushin karate .

Saya diberi kepercayaan oleh beliau untuk menjadi Kepala Cabang di Indonesia pada tanggal 24 Oktober 1981, dan kepercayaan ini akan tetap saya pegang hingga seterusnya .

Para pengikutnya yang loyal harus terus menanamkan nilai nilai yang sudah dituangkan dalam 7 butir Janji Dojo karena itu memang keinginan Sosai ketika memutuskan untuk mendirikan sebuah perguruan seni beladiri .

Kalau beliau cuma sekedar mencari kesenangan saja, tawaran untuk menjadi seorang petarung bayaran sudah pasti akan diterima dan hidup mewah pada saat itu .

Ternyata kemewahan tidak dapat memuaskan dirinya , Sosai Masutatsu Oyama lebih memilih mendidik anak anak muda agar selain terampil beladiri namun tetap bersikap ksatria melalui jalan budo karate yang menurut pengamatan beliau sudah semakin menurun karena banyaknya pilihan yang lebih menyenangkan yang mulai muncul di era beliau apalagi di era saat ini .

Saya mengajak seluruh pelatih yang berada didalam wadah WKO Shinkyokushinkai tetap konsisten mendidik warga didalam dojonya dengan tidak meninggalkan kedisiplinan baik latihan phisik maupun nilai nilai budo kyokushin karate , karena inilah yang akan membedakan anda dari lainnya.

Percayalah, apabila tetap konsisten dengan nilai nilai luhur yang terkandung didalamnya , dapat merupakan dasar yang kokoh dan tidak mudah goyah dan bertahan sepanjang masa.

Sebaliknya yang bersifat kontemporer tidak akan berlangsung lama karena apabila tren berubah , tidak ada lagi dasar dasar kuat untuk dipertahankan . Apalagi kalau mendirikan perkumpulan olahraga karate dengan cara membeli atau memberikan kesenangan melalui uang untuk menarik pendukung .

Dojo adalah tempat orang menempa jiwa raga dengan kedisiplinan tinggi untuk berubah menjadi seorang yang memiliki etika, moral, budi pekerti disamping kuat dan terampil beladiri, bukan hanya sekedar tempat mencari hiburan untuk bersenang-senang .

Latihan Karate membutuhkan banyak usaha dan kedisiplinan , karena jika sesuatu yang tidak menantang anda, itu tidak akan mengubah apa apa pada diri anda .

J. B. Sujoto
Ketua Dewan Guru
President WKO Asia

About Mario

Hai .. Saya Mario dari Semarang. Saya ikut menggeluti olaraga Karate sejak kecil dan sampai sekarang saya masih berlatih dengan menjadi pelatih di DOJO. Administrator website kyokushin-indonesia.com adalah saya sendiri. Dengan adanya website ini semoga Shinkyokushin Karate di Indonesia makin dikenal oleh masyarakat Indonesia. OSU.

View all posts by Mario →