Ujian Shodan terbatas di masa Covid-19
Ujian kenaikan tingkat kali ini, Minggu 14 Maret 2021, lain dari biasanya. Biasanya ujian Kyu 1 sabuk hitam strep satu (Shodan) dibuat dalam suatu seminar 2-3 hari dan diikuti hampir semua Pengda seluruh Indonesia. Kali ini ujian khusus, hanya bagi pengda Jawa Barat. Tanpa rapat dan seminar, hanya ujian saja. Itupun hanya dua Dojo yg ikut, dan spesial Dojo anak remaja. Yang sama adalah tetap ada penguji dari pusat, yakni Branch Chief yg juga anggota Dewan Guru.
Ini adalah solusi bijak bagi mereka yg tak bisa ujian bersama di Gashuku atau seminar nasional WKO Shinkyokushin di mana ada kesempatan ujian kenaikan ke Shodan. Lagipula Branch Chief punya hak untuk menyelenggarakan ujian, khusus Kyu 1 ke Shodan ini. Demikian kira2 dasar pertimbangan sehingga ujian ini diselenggarakan tersendiri, masih dalam tata aturan Shinkyokushin Karate Indonesia yang belum lama ini merayakan HUT ke-39 pada bulan Januari 2021 dengan ditandai terbit ya buku Suara Shihan karya Shihan JB Sujoto, sang pendiri WKO Shinkyokushin Indonesia.
Pagi jam 6, tim punguji dari Jakarta berangkat dari Dlight Dojo menuju lokasi ujian. Hanya 15 menit sampai di Bekasi. Singgah dan dijamu Pak Frans Krisna dan Sp Kenny di rumah makan langganan. Sudah sejak masih duduk di SMP sang anak suka makanan “soto ayam gondrong” dekat kompleks persekolahan Al Ashar dan Marsudirini di Bekasi Timur itu. Memang terbukti sotonya mantap tenan…
Tiba di tempat ujian yg berlokasi di lapangan futsal di dalam kompleks pusat olahraha Harvest City Cileungsi pada jam 08:05… Kami rombongan tiga mobil disambut oleh Sns Yani, pelatih kepala Dojo dan segenap anggota serta para orangtua pendamping.
Sns Ahmad Yani termasuk senior yang bergabung dengan WKO Shinkyokushin Indonesia. Badannya nampak agak kurus sekarang dibandingkan saat seminar Januari tahun lalu di Bandung. Mungkin kontras dengan beberapa Sensei yg naik berat badan justru di masa pembatasan ala Covid 19 sejak awal Maret 2020 sampai Maret 2021 ini. Kurang latihan atau lebih banyak tinggal di rumah bisa membuat berat badan naik turun tergantung syarat dan ketentuan ditepati atau dilanggar.
Ternyata isteri Sensei Yani mengalami kecelakaan sepeda motor, dan ada 6 rusuk yg patah. Sensei sendiri hanya beberapa luka. Suatu situasi internal yg menyakitkan tak terkira. Sempat terharu beliau mensharingkan peristiwa naas itu dihadapkan dengan tanggungjawab utk terus melatih, dan khusus mempersiapkan para kohainya untuk ikut ujian yg direncanakan tengah Maret ini.
Beliau sempat merasa tidak enak hati mesti tetap menjalankan jadwal ujian ini. Bukan karena kondisi tubuhnya sendiri, malah karena pengunduran seminar dan ujian Shodan nasional ke akhir Maret, dari jadwal Februari. Tak enak karena jadinya mendahului gawe nasional itu, walau sudah dapat ijin dari Ketua Dewan Guru, JB Sujoto.
Syukur alhamdulilah rencana awal tetap berjalan karena kebijakan Ketua Dewan Guru juga, dan kesediaan Sensei Rudy untuk menjadi penguji. Dan tentu kesiapan warga Dojo yg bersemangat dan siap sedia.
Yang pasti ujian ini layak dan legal, sudah sesuai aturan. Sehingga tak ada masalah administrasi formal dan substansial. Ada 11 peserta yang berusia rata2 belasan tahun. 4 putri dan 7 putra. Mereka sudah 5-6 tahun latihan melewati tingkatan sabuk berwarna putih Kyu 10 sampai Kyu 1 di sabuk coklat setrep satu. Prasyarat formal bisa ikut ujian menempuh tingkat sabuk hitam Dan 1 (Shodan). Sabuk hitam pertama adalah gerbang awal untuk mulai mendalami karate ala Kyokushin, ya layaknya baru mulai perjalanan sebagai karateka sejati di jalan budo seperti yg diwariskan sang pendiri, Sosai Masutatsu Oyama.
Ujian Sabuk Hitam untuk remaja ini dipimpin Branch Chief Jakarta-Banten- Sumsel, Sns Rudy Haryanto. Dibantu Sns Monang, Sns Hadi, dan Sp Irwan dari Pengda Jakarta, dan tentu dari pengda Jabar dihadiri Sns Madinah, Sns Murad, Sp Yananto, Sp Kenny, dan Sns Yani sendiri sebagai Pelatih.
Tepat jam 09:00, ujian dimulai setelah sebelumnya ada perkenalan dan petunjuk ujian serta pemanasan bersama. Ujian berlangsung dengan Protokol kesehatan yg ketat.
Sampai ini dilaporkan, ujian masih sedang berlangsung dan sudah akan memasuki babak pertarungan (kumite), setelah gerakan dasar (Kihon), gerakan dasar melangkah (idogeko), pengkondisian fisik, dan jurus(kata).
Ujian ala kyokushin yg keras memang menyisakan tiga orang peserta yg diberi catatan untuk lanjut ke tahap kumite. Mungkin karena masker yg dipakai membuat fisik tambah lemah krn susah bernafas.
Tapi penilaian bukan hanya fisik teknis, tapi terutama juga semangat dan jiwa, mental karate sebagai inti dari budo.
Osu
By Senpai Stevie (D-Light DOJO)
Foto dan Video bisa di lihat dibawah ini