BEHAVE ( BERPERILAKU )
Manusia tida kada yang sama bahkan saudara sekandungpun, masing – masing memiliki wataknya sendiri – sendiri, adi jangan menuntut semua harus sama dengan diri kita. Kalau saya demikian maka orang lain juga harus demikian, kalau beda maka mereka berengsek , tidak becus. Menilai diri lebih baik dari yang lain-lainnya .
Namun demikian, selama mau hidup bersama dalam satu wadah, memang semua harus belajar mentaati batasan-batasan yang sudah disepakati, dan tidak ada yang boleh lagi semaunya sendiri. Kalau melanggar meskipun tidak sengaja, maka sebaiknya minta maaf dengan tulus tanpa embel-embel.
Layaknya suami istri, dua pribadi yang berbeda, setelah mereka mengikat diri dalam sebuah pernikahan, maka masing-masing harus menyesuaikan diri agar tidak terjadi konflik.
Saling memahami, saling toleransi, saling menahan diri agar ikatan hidup bersamanya dapat bertahan hingga akhir hayat mereka.
Tidak dipungkiri bahwa di dalam kehidupan bersama, ada saja yang merasa kecewa, tidak puas ketika pandangannya berbeda dengan yang diputuskan sehingga menyisakan ketidak senangan bahkan mungkin juga ada rasa dendam tanpa disadari. Sesungguhnya hal ini tidak perlu terjadi kalau semua mampu menghargai perbedaan dan mampu menjunjung tinggi kesepakatan bersama.
Jadilah orang yang memiliki hati yang lapang, murah hati agar tidak mudah tersinggung, sakit hati, dendam dstr….nya, sehingga mampu menata hatinya dan tidak terjebak perasaannya didalam hati yang sempit .
Seperti yang disebutkan diatas, bahwa setiap manusia berbeda-beda. Ada yang sudah cukup dewasa dan memahami dengan baik kepatutan didalam berorganisasi. Ada juga yang wawasannya masih kurang luas sehingga gagal mengartikan maksud baik orang lain. Ada yang tertutup hati dan pikirannya sehingga sulit diberikan pemahaman bahkan hal-hal yang berhubungan dengan norma-norma yang umum sekalipun.
Sekiranya menjumpai orang orang yang berperilaku demikian, selanjutnya tidak perlu membuang banyak energy dan waktu untuk berdebat karena tidak akan menghasilkan apa-apa selain kekesalan bahkan menjurus ke permusuhan.
Cerita-cerita yang pernah kita dengar tentang orang yang memiliki pikiran diluar kewajaran umum seperti ngotot mengatakan, musim hanya ada tiga (padahal semua juga tahu ada 4 ), 2+2 = 3 (padahal anak kecil juga tahu itu adalah 4) , rumput itu berwarna biru ( padahal semua tahu itu berwarna hijau ) dstrnya .
Orang orang yang sudah tidak mampu membedakan hal-hal demikian, maka mereka tidak mengerti bagaimana harus berperilaku (behave), menempatkan diri, membawa diri dan bersikap yang tepat sehingga selalu dianggap kontroversial, irrasional, dia bertindak hanya menurut alam pikirannya sendiri, pendapatnya sendiri.
Bagi dia merendahkan organisasi dimana dia berada merupakan hal yang baik dan sah-sah saja, merendahkan pimpinannya bukan hal tabu bahkan bangga karena dianggap berani dan kritis.
Dengan memahami demikian, saya kira kita semua dapat terus melangkah kedepan secara bersama-sama tanpa perlu mempersoalkan perbedaan diatas supaya hati kita tetap tegar.
J. B. Sujoto
Ketua Dewan Guru
President WKO Asia