Suara Shihan Agustus 2022

Fighting Spirit !
Setelah berakhirnya kejuaraan Indonesia Open dan Indonesia Festival, kita dapat menyaksikan beberapa peserta yang bertanding dengan gagah berani dan pantang menyerah sehingga menyulitkan lawan untuk memberikan balasan dan akhirnya menyerah . Salah satu unsur yang sangat dibutuhkan oleh seorang Fighter adalah mental fighting spirit itu . Tanpa adanya spirit tidak kenal lelah, tidak kenal takut , fighter tidak dapat berbuat apa-apa kecuali menjadi sasaran empuk . Hanya apabila adanya serangan, apalagi serangan yang sepenuhnya akan membuat lawan berpikir duakali . Disinilah baru dapat dilihat sebuah pertarungan yang seimbang dan pada akhirnya tentu yang lebih kuat dan lebih tahan phisiknya yang akan keluar membuat dirinya dalam posisi sebagai pemenang .

Sebaliknya bagi yang kalah juga tidak merasa kecewa karena memang sudah mencurahkan segenap kemampuan dan daya tahan yang dimilikinya . Apabila hal ini tidak di lakukan , maka orang yang kecewa bukan saja dirinya sendiri, tetapi para pengagumnya dan pembinanya juga akan sangat kecewa karena dia tidak memiliki keberanian mental untuk berlaga meski dirinya kuat . Oleh sebab itu, faktor mental juga amat perlu dibina dengan berbagai cara didojo agar anggotanya tumbuh menjadi kuat , baik mental maupun phisik .

Disamping itu, juga tetap perlu membekali sikap sopan santun seorang budo-ka . Jangan sampai keberanian yang dimilikinya membuat dirinya menjadi arogan karena merasa tidak ada yang ditakuti . Sikap demikian muncul dari beberapa fighter yang masih muda dan sepertinya tidak mengenal tata krama sebagai seorang pengikut budo shinkyokushin karate .

Saya kuatir, bisa saja pembinanya juga tidak mengenal apa itu budo dan mungkin malahan mentertawakannya begitu orang membicarakan budo . Tidak jelas apakah Janji Dojo yang sangat jelas berisikan jiwa budo-ka dibacakan setiap selesai latihan . Saya sangat yakin apabila ini sering dibacakan akan meresap kedalam jiwa para pengikutnya dan mempengaruhi sikapnya sehari-hari .

Mengingat Janji Dojo ini begitu penting, maka untuk selanjutnya , apabila seseorang ingin menempuh ujian sabuk hitam , nomer satu dia harus dapat menghafal Janji Dojo baik tertulis maupun lisan sebelum diijinkan mengambil bagian dalam ujian .

Meski sudah ada yang mempraktekkan ujian teori ketika masih tingkatan Kyu, tapi saya merasa masih perlu dibuktikan ketika akan memasuki tingkatan sabuk hitam .

Ada pepatah mengatakan : Guru kencing berdiri, murid kenjing berlari. Apapun yang dilakukan oleh guru akan ditiru murid secara mentah mentah. Sebagai seorang guru / pelatih harus pandai menjaga diri ,menjaga sikap dan kelakuan, menjaga tutur kata , mengajarkan apa yang seharusnya , tidak asal omong tanpa dapat dipertanggung jawabkan agar tidak membuat murid menjadi tidak tahu tata krama karena mereka akan meniru .

Mengingat tanggung jawab seorang Guru berat, maka sebelum seseorang dapat menunjukkan dirinya layak , dapat mengontrol dirinya, sikapnya , dapat mengontrol pikirannya, hatinya , tutur katanya , sulit baginya untuk menerima predikat sebagai seorang Guru .

J. B. Sujoto
Ketua Dewan Guru
President WKO Asia

About Mario

Hai .. Saya Mario dari Semarang. Saya ikut menggeluti olaraga Karate sejak kecil dan sampai sekarang saya masih berlatih dengan menjadi pelatih di DOJO. Administrator website kyokushin-indonesia.com adalah saya sendiri. Dengan adanya website ini semoga Shinkyokushin Karate di Indonesia makin dikenal oleh masyarakat Indonesia. OSU.

View all posts by Mario →