Fighting Spirit !
Setelah berakhirnya kejuaraan Indonesia Open dan Indonesia Festival, kita dapat menyaksikan beberapa peserta yang bertanding dengan gagah berani dan pantang menyerah sehingga menyulitkan lawan untuk memberikan balasan dan akhirnya menyerah . Salah satu unsur yang sangat dibutuhkan oleh seorang Fighter adalah mental fighting spirit itu . Tanpa adanya spirit tidak kenal lelah, tidak kenal takut , fighter tidak dapat berbuat apa-apa kecuali menjadi sasaran empuk . Hanya apabila adanya serangan, apalagi serangan yang sepenuhnya akan membuat lawan berpikir duakali . Disinilah baru dapat dilihat sebuah pertarungan yang seimbang dan pada akhirnya tentu yang lebih kuat dan lebih tahan phisiknya yang akan keluar membuat dirinya dalam posisi sebagai pemenang .
Sebaliknya bagi yang kalah juga tidak merasa kecewa karena memang sudah mencurahkan segenap kemampuan dan daya tahan yang dimilikinya . Apabila hal ini tidak di lakukan , maka orang yang kecewa bukan saja dirinya sendiri, tetapi para pengagumnya dan pembinanya juga akan sangat kecewa karena dia tidak memiliki keberanian mental untuk berlaga meski dirinya kuat . Oleh sebab itu, faktor mental juga amat perlu dibina dengan berbagai cara didojo agar anggotanya tumbuh menjadi kuat , baik mental maupun phisik .
Disamping itu, juga tetap perlu membekali sikap sopan santun seorang budo-ka . Jangan sampai keberanian yang dimilikinya membuat dirinya menjadi arogan karena merasa tidak ada yang ditakuti . Sikap demikian muncul dari beberapa fighter yang masih muda dan sepertinya tidak mengenal tata krama sebagai seorang pengikut budo shinkyokushin karate .
Saya kuatir, bisa saja pembinanya juga tidak mengenal apa itu budo dan mungkin malahan mentertawakannya begitu orang membicarakan budo . Tidak jelas apakah Janji Dojo yang sangat jelas berisikan jiwa budo-ka dibacakan setiap selesai latihan . Saya sangat yakin apabila ini sering dibacakan akan meresap kedalam jiwa para pengikutnya dan mempengaruhi sikapnya sehari-hari .
Mengingat Janji Dojo ini begitu penting, maka untuk selanjutnya , apabila seseorang ingin menempuh ujian sabuk hitam , nomer satu dia harus dapat menghafal Janji Dojo baik tertulis maupun lisan sebelum diijinkan mengambil bagian dalam ujian .
Meski sudah ada yang mempraktekkan ujian teori ketika masih tingkatan Kyu, tapi saya merasa masih perlu dibuktikan ketika akan memasuki tingkatan sabuk hitam .
Ada pepatah mengatakan : Guru kencing berdiri, murid kenjing berlari. Apapun yang dilakukan oleh guru akan ditiru murid secara mentah mentah. Sebagai seorang guru / pelatih harus pandai menjaga diri ,menjaga sikap dan kelakuan, menjaga tutur kata , mengajarkan apa yang seharusnya , tidak asal omong tanpa dapat dipertanggung jawabkan agar tidak membuat murid menjadi tidak tahu tata krama karena mereka akan meniru .
Mengingat tanggung jawab seorang Guru berat, maka sebelum seseorang dapat menunjukkan dirinya layak , dapat mengontrol dirinya, sikapnya , dapat mengontrol pikirannya, hatinya , tutur katanya , sulit baginya untuk menerima predikat sebagai seorang Guru .
J. B. Sujoto
Ketua Dewan Guru
President WKO Asia