Taiki Bansei, menaiki tangga setapak demi setapak . Sudah pernah ditulis dan saya merasa perlu mengangkat kembali setelah melihat banyak penampilan latihan diinstagram . Jaman sekarang, orang-orang kepingin semua serba instant. Begitu tertarik sesuatu, ingin langsung menguasainya tanpa berlama-lama. Sosai memberi contoh seumpama orang belajar push up dengan dua jari. Dia mesti mulai dari awal secara bertahap sebelum dengan dua jari. Setelah bertahun tahun baru mampu melakukan push up dengan dua jari sebanyak 100 kali dan mampu menaiki tangga dengan hand stand dua jari. Menurut Sosai, segala sesuatu yang dikuasai secara instant akan hilang dengan cepat juga begitu berhenti , karena tidak dilatih hingga meresap kedalam dirinya .
Berbeda dengan orang yang berlatih tahap demi tahap, apa yang sudah dikuasai sulit hilang begitu saja karena sudah menyatu . Meskipun tenaga boleh berkurang, tapi tetap nampak tekniknya dengan baik .
Latihan Kihon jangan dilompati dan diganti dengan latihan kumite , karena tidak akan bagus tanpa menguasai dasar dengan baik. Pelatih jangan goyah hatinya dengan kekuatiran akan membosankan warganya dengan latihan kihon terus menerus . Latihan dasar harus dilatih hingga memiliki sasaran yang tepat dengan serangan yang tajam . Jangan melangkah ke latihan Kata yang lebih tinggi kalau tekniknya masih kurang terarah. Pemaksaan demikian akan membuat bentuknya menjadi asal asalan . Ulangi terus latihan Kata sederhana yang harus dikuasai. Apa pentingnya pemaksaan latihan dengan materi yang lebih lanjut kalau teknik yang lebih sederhana saja belum dikuasai. Jauh lebih penting mengoreksi teknik dasarnya berulang kali hingga dia mampu melontarkannya secara benar serta bertenaga .
Ada sabuk hitam yang ketika diteliti , ternyata masih belum tepat teknik pukulannya , sehingga power yang dihasilkan juga kurang maksimal . Tidak heran kalau dia tidak pernah mampu meng KO kan lawan atau memberikan daya rusak yang berarti. Teknik yang tepat baru bisa diperoleh kalau dilatih dengan sabar, setapak demi setapak hingga mampu melancarkannya dengan benar dan menghasilkan tenaga yang lebih besar .
Sikap berdiri, kuda-kuda, dachi , harus yang benar dan dapat diperagakan dengan baik lebih lebih ketika melangkah , supaya dalam latihan Kata akan nampak bentuknya yang indah dan kokoh . Kalau belum tepat jalannya, ya diulang ulang latihan melangkahnya hingga mampu menjaga keseimbangan dan menjaga bentuk yang benar . Kemudian dilatih koordinasinya antara pukulan atau tendangan dalam melangkah . Bukan sekedar mengangkat tinggi tendangannya, tetapi bagaimana mengatur pelepasan tenaganya ,bagaimana mengatur gerakan pinggulnya, bagaimana mengatur keseimbangannya, bagaimana mengatur kecepatannya sehingga terkontrol tendangannya atau pukulannya . Latihan latihan seperti ini jauh lebih penting dari pada cepat cepat memberikan rangkaian latihan Kata lebih lanjut .
Ini mengenai latihan teknik karate yang dihubungkan dengan nasehat tentang Taiki Bansei .
Contoh hal lain seperti dalam mengorganisir sebuah perguruan beladiri juga tidak serta merta bisa menjadi besar dan solid .
Entah semua masih ingat atau tidak tentang kejadian dimasa lampau dimana ada warga yang tiba-tiba memperoleh pengakuan selaku Branch Chief Indonesia langsung mengubah nama perguruan sendiri dan dalam waktu singkat menyelenggarakan Kejurnas dan pengikutnya sudah dinyatakan ada di mana mana . Begitu Kejurnas selesai, sudah tidak pernah terdengar lagi kegiatan selanjutnya . Pengikutnya yang katanya sudah tersebar dimana-mana juga tidak terdengar lagi . Apa yang terjadinya instant akan lenyap secara cepat juga , ini yang dijelaskan Sosai diatas tadi, karena tidak memiliki dasar yang kuat .
Meskipun sudah ada beberapa contoh, masih saja ada yang berhalusinasi akan menjadi besar dalam sekejap mata .
J. B. Sujoto
Ketua Dewan Guru
President WKO Asia
